Home » Unlabelled » Wacana filsafat : kejahatan adalah ilusi?
Minggu, 26 April 2015
Wacana filsafat : kejahatan adalah ilusi?
Kejahatan sebagai sesuatu yang tidak nyata
(Plotinus)
Dia melandasi pendapatnya dengan suatu
kenyataan bahwa kejahatan adalah suatu tingkat dimana suatu wujud masih
tergantung pada suatu materi, atau sekedar tahapan yang diperlukan dalam
sejarah perkembangan alam semesta. Plotinus beranggapan bahwa setiap wujud
memiliki sisi yang jahat dan baik. Lebih tegas dia mengatakan bahwa kejahatan
hanya apa yang nampak dari luar, sekedar sebagian aspek, pendapat yang keliru, dan
arena adanya pandangan yang terbatas. Kejahatan hanyalah ilusi, yang
keberadaannya dianggap sebagai bagian dari realitas yang disalah pahami. Dia merupakan
suatu tahapan yang harus ditempuh dalam mencapai sebuah kesempurnaan.
jika anda tertarik dengan mendapatkan uang dengan PTC, yakni Neobux silahkan daftar disini, clik banner
“kejahatan bukanlah manusia, tempat, bukan pula
sesuatu, tetapi sekedar keyakinan, sesuatu ilusi tentang perasaan material”.
Tahun ini selain Neobux juga ada clixsense, keduanya adalah 2 site yang direkomendasikan, silahkan daftar di bawah ini,
Dia
menambahkan bahwa kejahatan hanya sekedar ilusi (lamunan) dan kekeliruan yang
tidak memiliki dasar yang nyata, bahkan dalam hal-hal yang kongkret sekalipun,
seperti sakit dan kematian, kejahatan dapat dipandang sebagai ilusi dan
ketiadaan, dan pasti akan hilang. Jika dosa, rasa sakit, dan kematian dipahami
sebagai suatu ketiadaan (nothingness), maka semuanya akan hilang, jika ide
tentang suatu kejahatan sebagai sesuatu yang tidak tampak ini diterapkan pada
kejahatan fisik atau alam, maka kepedihan dan penderitaan bukanlah kejahatan
dalam arti sebenarnya, dan demikian pula bentuk-bentuk penyimpangan gejala
alamiah. Hal tersebut harus dipahami, sebagai yang sesuatu yang seharusnya
terjadi karena sebab-sebab tertentu atau karena proses hukum alam yang belum
dimengerti. Sudah menjadi keyakinan banyak orang bahwa tidak ada kebahagiaan
tanpa penderitaan, atau paling tidak banyak penderitaan yang merupakan
prasyarat diperolehnya kebahagiaan. Rasa lapar itu sendiri bisa mengakibatkan
sakit tetapi ia berfungsi sebagai peringatan bahwa tubuh kta memerlukan
tambahan energy agar terhindar dari bahaya yang lebih besar, jika tubuh kita
tidak peka terhadap dingin atau panas mungkin kita tidak peduli terbakarnya
atau membekunya bagian tubuh kita, hal mana akan membahayakan hidup kita
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar